jurnalmahakam.com, Kutai Kartanegara – Warga Kecamatan Muara Jawa, Kabupaten Kutai Kartanegara, digemparkan dengan tragedi memilukan yang menimpa seorang pria paruh baya bernama L (56). Ia ditemukan tewas setelah diterkam buaya ketika sedang beraktivitas di sebuah tambak udang dan ikan di kawasan Muara Ulu Kecil, Kelurahan Muara Kembang, Sabtu (6/9/2025) sore.
Peristiwa tragis ini terjadi sekitar pukul 14.00 WITA. Saat itu, korban tengah membersihkan pintu air tambak, sebuah aktivitas rutin yang biasa dilakukannya. Namun tanpa diduga, seekor buaya muncul tiba-tiba di saluran air tambak. Saksi mata bernama M (42), yang berada tak jauh dari lokasi, melihat secara langsung korban disambar buaya besar yang muncul dari dalam air. Dengan cepat, saksi segera melaporkan kejadian itu kepada keluarga korban yang berada di rumah empang.
Mendengar kabar tersebut, keluarga korban segera bergegas mencari bantuan. Tim gabungan yang terdiri dari Satuan Patroli Perairan dan Udara (Satpolairud) Polres Kutai Kartanegara, Markas Unit Patroli Muara Pegah, TNI AL Muara Pegah, Koramil Muara Jawa, SAR, Damkar, keluarga korban, serta masyarakat setempat langsung melakukan upaya pencarian.
Sejak Sabtu sore hingga malam, pencarian dilakukan menyusuri aliran air tambak dan kawasan muara. Namun korban baru ditemukan sehari kemudian. Pada Minggu (7/9/2025) sekitar pukul 10.00 WITA, tim gabungan berhasil menemukan jasad korban dalam kondisi mengenaskan. Tubuhnya tidak utuh lagi, dengan bagian tangan serta kaki kanan hilang akibat gigitan buaya.
Kasat Polairud Polres Kutai Kartanegara, AKP Benedict Jaya, membenarkan kejadian ini. “Korban ditemukan meninggal dunia dengan bekas gigitan buaya. Jenazah sudah dievakuasi dan diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan secara layak,” ucapnya dalam keterangan resmi.
Pihak kepolisian juga menegaskan bahwa situasi di lokasi kejadian kini aman dan terkendali. Meski begitu, tragedi ini menjadi pengingat bagi masyarakat pesisir untuk lebih waspada terhadap ancaman hewan buas, khususnya buaya yang habitatnya memang masih banyak terdapat di perairan muara.
Kematian L meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan warga Muara Kembang. Sebagai seorang yang dikenal ramah dan pekerja keras, korban menjadi sosok penting bagi keluarganya. Kini, warga setempat berharap pihak berwenang dapat melakukan langkah-langkah pencegahan, seperti patroli rutin di kawasan tambak dan pemasangan tanda peringatan bahaya buaya, agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Tragedi ini juga membuka wacana baru di tengah masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan tambak yang lebih aman, terutama yang berbatasan langsung dengan aliran sungai dan muara yang diketahui menjadi habitat buaya. (vn)