jurnalmahakam.com, Samarinda – Aparat gabungan Polresta Samarinda bersama personel TNI dan pihak Universitas Mulawarman (Unmul) melakukan penggerebekan di Kampus FKIP, Jalan Banggeris, Karang Anyar, Minggu dini hari, (311/8/2025) sekitar pukul 02.45 Wita. Dalam operasi tersebut, sebanyak 22 mahasiswa diamankan, sementara polisi berhasil menyita 27 botol bom molotov berikut bahan bakunya seperti pertalite, kain perca, dan gunting.
Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Hendri Umar, menjelaskan bahwa langkah tegas ini diambil setelah pihak kepolisian menerima informasi intelijen tentang adanya rencana penggunaan bom molotov pada aksi unjuk rasa di Gedung DPRD Kaltim yang dijadwalkan berlangsung Senin, (1/9/2025).
“Penggerebekan dilakukan sebagai upaya pencegahan agar tidak terjadi hal-hal yang mengancam keselamatan masyarakat maupun mahasiswa itu sendiri,” ungkap Hendri Umar dalam konferensi pers yang digelar Senin, (1/9/2025).
Dari 22 mahasiswa yang ditangkap, sebanyak 18 orang menjalani pemeriksaan singkat dan akan segera diserahkan kembali ke pihak fakultas untuk pembinaan lebih lanjut. Namun, terdapat 4 mahasiswa yang masih ditahan untuk pemeriksaan intensif, masing-masing berinisial MZ/F, MH/R, MAG/A, dan AF/R. Mereka diduga berperan aktif dalam proses pembuatan bom molotov, mulai dari mengangkut bahan baku dengan sepeda motor, meracik campuran botol berisi bahan bakar, hingga menyembunyikan barang bukti di salah satu gedung kampus.
Selain itu, polisi juga menduga adanya keterlibatan dua orang luar kampus yang disebut sebagai Mister X dan Mister Y. Keduanya disinyalir menjadi pemasok bahan baku, meski identitas dan peran detail mereka masih dalam tahap penyelidikan lebih lanjut.
Barang bukti yang berhasil diamankan kini berada di Satreskrim Polresta Samarinda. Hendri menegaskan bahwa meskipun tindakan kepolisian bersifat tegas, pengamanan aksi mahasiswa tetap akan dilakukan secara humanis.
“Aspirasi adalah hak konstitusional, tetapi harus disampaikan tanpa kekerasan,” ujarnya tegas.
Konferensi pers pada 1 September 2025 tersebut juga dihadiri Danrem 091/ASN Brigjen TNI Anggara Sitompul. Ia menegaskan perlunya sinergi seluruh pihak agar situasi tetap kondusif.
“Ini menjadi tanggung jawab bersama. Semua elemen harus bergandeng tangan agar aksi berjalan tertib tanpa insiden,” katanya.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Unmul, Mohammad Bahzar, menyampaikan bahwa peristiwa ini akan menjadi refleksi bagi pihak kampus dalam membangun komunikasi lebih baik dengan mahasiswa.
“Ke depan tentu menjadi pembelajaran bagi kita semua,” ucap Bahzar.
Dukungan terhadap langkah aparat juga datang dari Wali Kota Samarinda, Andi Harun, yang hadir bersama Ketua Komunitas Adat Syaharie Jaang. Keduanya menekankan pentingnya menjaga keamanan kota dan mendukung penuh upaya penyelidikan.
Hingga berita ini diturunkan, penyidik Satreskrim Polresta Samarinda masih terus memeriksa keterlibatan mahasiswa yang diamankan serta menelusuri kemungkinan adanya aktor lain di balik rencana aksi ini. (vn)