jurnalmahakam.com, Tenggarong – Kawasan wisata yang dulunya dikenal sebagai Vila Pak Kaning bersiap hadir kembali dengan wajah baru setelah lama terbengkalai. Terletak di Jalan Syaukani H.R, Kelurahan Maluhu, Tenggarong, Kutai Kartanegara, kawasan ini kini resmi berganti nama menjadi Sasana Kaning Park dan ditargetkan beroperasi penuh pada November 2025.
Menurut Lurah Maluhu, Tri Joko Kuncoro, pembenahan kawasan ini tidak hanya sekadar merestorasi bangunan lama, tetapi juga menghadirkan harapan baru bagi masyarakat sekitar. Pada Kamis (25/9/2025), ia menjelaskan bahwa sejumlah fasilitas tengah dipersiapkan, mulai dari gazebo khusus UMKM, panggung terbuka, hingga lahan pertanian seluas lima hektare yang kembali dimanfaatkan.
“Pekarangan dan sawah mulai digarap kembali, tanaman buah juga sudah dirawat. Ada durian, rambutan, sampai lai. Semua itu bisa jadi daya tarik wisatawan,” ujarnya.
Tri Joko menekankan pentingnya peran UMKM dalam kebangkitan Sasana Kaning Park. Ia percaya, keberadaan para pelaku usaha kecil akan menjadi nyawa bagi kawasan wisata ini. “Setiap acara pasti terasa lebih hidup dengan UMKM. Mereka bukan hanya pelengkap, tapi juga penggerak ekonomi masyarakat,” tegasnya.
Dukungan terhadap kehadiran Sasana Kaning Park juga datang dari berbagai kalangan, termasuk pihak Kesultanan Kutai. Wakil Menteri Adat Kesultanan Kutai, Raden Dedy, mengapresiasi langkah revitalisasi kawasan ini. Menurutnya, Sasana Kaning Park tidak hanya sekadar ruang rekreasi, tetapi juga bisa berkembang sebagai pusat ekspresi seni.
“Dengan adanya panggung, seniman bisa menampilkan karya mereka. Suasana alam di sini akan memberi warna berbeda,” ungkapnya.
Kombinasi antara keindahan alam, fasilitas baru, dukungan UMKM, serta ruang bagi seniman menjadikan Sasana Kaning Park diproyeksikan sebagai destinasi yang membanggakan bagi masyarakat Kukar. November 2025 menjadi momentum penting, sebuah titik kebangkitan bagi kawasan yang pernah menjadi ikon wisata daerah ini.
Keberadaan Sasana Kaning Park diyakini dapat memberikan multiplier effect, baik di bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Kehadiran wisatawan diharapkan meningkatkan pendapatan warga sekitar, membuka lapangan pekerjaan baru, dan memperkuat identitas budaya Kutai Kartanegara.
Dengan segala potensi tersebut, Sasana Kaning Park bukan hanya sekadar destinasi wisata, tetapi juga simbol kebangkitan ekonomi rakyat melalui UMKM serta pelestarian seni dan budaya lokal. Kehadirannya menegaskan bahwa kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak adat mampu menghadirkan perubahan positif yang dirasakan bersama. (vn)