jurnalmahakam.com, Kutai Timur – Upaya memperkuat ketahanan pangan terus digaungkan dari berbagai lini masyarakat. Salah satunya terlihat dari kegiatan penanaman perdana jagung hibrida yang dilaksanakan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khairaat di Desa Muara Wahau, Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur, pada Rabu (24/9/2025).
Penanaman ini dilakukan di lahan milik pesantren seluas 1 hektare atau kurang lebih 10 ribu meter persegi, tepatnya di Blok B RT 05 Desa Muara Wahau. Bibit yang ditanam merupakan jenis Bisi 18 dengan total 15 kilogram, dipersiapkan sebagai bagian dari program ketahanan pangan pesantren.
Kapolsek Muara Wahau, Iptu Sumartono, S.H., hadir langsung bersama jajarannya dalam kegiatan tersebut. Ia menyampaikan apresiasinya atas langkah pesantren yang ikut ambil bagian dalam penguatan pangan di tingkat lokal. “Kami mendukung penuh langkah yang diambil oleh Ponpes Al Khairaat. Semoga penanaman jagung hibrida ini bisa memberi manfaat luas, baik untuk kebutuhan pesantren maupun masyarakat sekitar,” ungkapnya.
Acara penanaman turut dihadiri jajaran tokoh pesantren, di antaranya pengasuh Ponpes Al Khairaat, Kyai Nizar Raffi Muttaqien, serta Ketua Yayasan, Ustadz Amar Siddiq, S.Pd. Hadir pula jajaran pengurus yayasan, para ustadz, ustadzah, hingga santri dan santriwati yang terlibat langsung dalam prosesi penanaman.
Dalam sambutannya, Kyai Nizar menyebut penanaman perdana ini sebagai langkah nyata untuk mendukung kemandirian pangan. “Penanaman perdana ini adalah langkah awal, insyaallah kami akan terus berupaya memanfaatkan lahan pesantren agar memberi manfaat nyata,” tegasnya di hadapan undangan.
Rangkaian kegiatan berlangsung sederhana namun penuh makna, dimulai pukul 09.00 WITA. Susunan acara dimulai dari pembukaan, sambutan, pembacaan doa, penanaman bibit jagung, hingga ramah tamah. Peralatan yang digunakan masih sederhana, seperti 12 tugal dan 4 cangkul, tetapi kebersamaan antara aparat kepolisian, pengurus yayasan, dan para santri menjadikan kegiatan ini penuh semangat.
Selain Kapolsek dan jajarannya, beberapa perwira lain ikut mendukung, di antaranya Aiptu Lukas Dok Ding (Ps. Ka SPK), Aiptu Irwan Agung (Ps. Kapolsubsektor Telen), Aiptu Budi Harianto (Ps. Kanit Intelkam), serta Aipda M. Adi S (Ps. Kasium). Dari pihak yayasan juga hadir sejumlah pengurus, seperti Abdul Mutholib selaku Bendahara Yayasan, Ridwan Hasyim, dan Rahmat Anton.
Suasana kebersamaan tampak jelas ketika aparat kepolisian bersama santri dan santriwati turun langsung ke lahan untuk menanam. Kehadiran para tokoh pesantren dan pihak kepolisian menegaskan bahwa sinergi antara pendidikan berbasis agama dengan aparat negara dapat menghadirkan kontribusi nyata bagi masyarakat sekitar.
Kegiatan penanaman jagung hibrida ini bukan hanya sekadar simbolis, melainkan langkah awal yang diharapkan berkelanjutan. Pesantren menargetkan hasil panen dapat dimanfaatkan tidak hanya untuk kebutuhan internal, tetapi juga berkontribusi terhadap suplai pangan di kawasan Muara Wahau. Dengan kolaborasi seperti ini, semangat ketahanan pangan semakin diperkuat hingga ke tingkat akar rumput. (vn)