jurnalmahakam.com, Kutai Timur – Pencarian panjang terhadap korban kapal pemancing yang tenggelam di Sungai Sempayau, Desa Sempayau, Kecamatan Sangkulirang, Kutai Timur, akhirnya berakhir. Tim SAR gabungan berhasil menemukan dua korban yang sebelumnya dilaporkan hilang pada operasi hari kedua, tepatnya Jumat (5/9/2025).
Komandan Tim Rescue Pos SAR Sangatta, Iwan Agus, menyampaikan konfirmasi mengenai penemuan tersebut. Kedua korban, masing-masing berinisial AN (24) dan BRR (28), ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di sekitar lokasi kapal yang tenggelam.
“Dengan ditemukannya dua korban terakhir, maka seluruh penumpang kapal yang berjumlah tujuh orang telah terkonfirmasi. Dua orang selamat yaitu R (36) dan RSH (45), sementara lima lainnya meninggal dunia, mereka adalah DDP (40), SP (35), IF (24), AN (24), dan BBR (28),” jelas Iwan Agus saat memberikan keterangan resmi.
Menurut data yang dihimpun, para korban yang meninggal dunia sebagian besar sudah dievakuasi ke RS Pratama Sangkulirang untuk proses awal, sementara sebagian lainnya dibawa ke RSUD Kudungga Kutai Timur. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses identifikasi dan selanjutnya diserahkan kepada pihak keluarga guna dimakamkan.
Sejak kecelakaan terjadi pada Rabu malam, tim SAR langsung bergerak cepat. Pencarian intensif dilakukan hingga Jumat pagi dengan melibatkan berbagai unsur, di antaranya Basarnas, TNI-Polri, BPBD, aparat desa, relawan, serta masyarakat sekitar. Dukungan penuh dari warga juga sangat membantu mempercepat proses evakuasi.
Namun demikian, operasi pencarian bukan tanpa tantangan. Iwan Agus menuturkan bahwa kondisi medan di sekitar Sungai Pelawan cukup berisiko. Arus sungai yang deras dan habitat buaya yang ada di sekitar lokasi menambah kewaspadaan tim. Meski begitu, kerja keras semua pihak akhirnya membuahkan hasil dalam kurun waktu dua hari pencarian.
“Alhamdulillah semua korban sudah ditemukan. Operasi SAR resmi ditutup pada Jumat (5/9/2025) pagi, dan seluruh unsur yang terlibat dikembalikan ke kesatuan masing-masing. Basarnas tetap siaga untuk kemungkinan keadaan darurat lain,” tambah Iwan.
Tragedi ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban serta warga Desa Sempayau. Kehadiran relawan, aparat, dan masyarakat yang bahu-membahu menjadi bukti solidaritas dalam menghadapi musibah. Pemerintah daerah bersama aparat juga diharapkan dapat mengevaluasi jalur transportasi sungai agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Dengan berakhirnya operasi SAR ini, catatan musibah di Kutai Timur kembali menegaskan pentingnya keselamatan dan kewaspadaan dalam setiap aktivitas di perairan. (vn)