jurnalmahakam.com, Tenggarong – Ketua DPRD Kutai Kartanegara (Kukar) Ahmad Yani bersama Wakil Ketua I Abdul Rasyid serta anggota Komisi III melakukan peninjauan lapangan atas progres pembangunan jembatan besi yang berlokasi di simpang tiga Danau Semayang dan taman di Jalan Letjen S. Parman, Selasa (2/9/2025).
Peninjauan ini dilakukan sebagai bentuk pengawasan agar pembangunan berjalan sesuai kontrak dan rampung sesuai jadwal. Ahmad Yani menegaskan bahwa DPRD Kukar bersama Pemerintah Kabupaten tidak ingin ada pekerjaan mangkrak atau penyelesaian yang tidak sesuai target.
“Ini dilakukan agar menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti pembangunan mangkrak atau tidak sesuai progres. Karena itu, DPRD bekerja bersama pemerintah kabupaten yang didukung kepala dinas untuk memastikan pekerjaan sesuai target, sesuai volume, dan berkualitas,” ujar Ahmad Yani.
Menurut laporan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kukar, pembangunan jembatan dan turap saat ini telah mencapai sekitar 65 persen. Kepala Dinas PU, Wiyono, menyampaikan bahwa proyek ini terbagi menjadi dua paket. Pekerjaan jembatan ditangani Bidang Bina Marga, sedangkan pembangunan turap oleh Bidang Sumber Daya Air (SDA).
Selain berfungsi sebagai akses transportasi, turap juga dirancang sebagai bagian dari taman kota yang dapat menunjang kawasan wisata di Tenggarong.
“Setelah pelebaran Jalan Kartanegara, kawasan ini semakin ramai tiap akhir pekan. Dengan selesainya jembatan baru, akses akan lebih lancar karena jembatan bongkok bisa ditutup untuk kendaraan berat dan difungsikan hanya untuk pejalan kaki maupun sepeda. Kendaraan bermotor diarahkan ke jembatan baru,” jelas Wiyono.
Ia menambahkan, lebar oprit serta tikungan jembatan sudah disesuaikan agar aman untuk kendaraan, ditambah pelebaran jalan mulai dari kawasan Ahmad Yani hingga Kampung Jawa.
Ketua DPRD Kukar, Ahmad Yani, menggarisbawahi pentingnya pembangunan jembatan yang dibarengi dengan penataan kawasan pinggiran sungai. Ia berharap wilayah tersebut bisa berkembang menjadi ikon wisata baru yang dapat menyaingi destinasi populer di luar negeri maupun di dalam negeri.
“Kita harap pinggir sungai ditata secantik mungkin, bahkan bisa melampaui wisata luar negeri atau wisata di dalam negeri. Ke depan, tidak boleh ada lagi rumah di pinggir sungai. Kalau perlu dengan skema multiyears agar benar-benar tuntas,” tegasnya.
Selain itu, DPRD juga terus mendorong pembangunan taman kota, kawasan wisata sungai, hingga pengembangan Teras Tenggarong. Semua itu diharapkan dapat menjadi daya tarik yang melampaui ikon serupa di Samarinda.
Proyek besar ini ditargetkan selesai pada akhir tahun 2025 sehingga manfaatnya segera dapat dirasakan masyarakat. DPRD Kukar bersama pemerintah daerah optimistis bahwa pembangunan jembatan, turap, dan penataan sungai akan memberi dampak positif bagi wajah kota Tenggarong serta perekonomian daerah. (vn)