jurnalmahakam.com, Tenggarong – Kejuaraan Biliar Bupati Cup 9 Ball Antar OPD se-Kutai Kartanegara (Kukar) 2025 resmi berakhir pada Jumat (29/8/2025). Acara penutupan berlangsung di Gedung Bela Diri, Stadion Aji Imbut, Tenggarong, dengan penuh kemeriahan dan antusiasme para peserta. Turnamen yang digelar sejak beberapa hari lalu itu diikuti sebanyak 130 peserta dari berbagai organisasi perangkat daerah (OPD), menandai tingginya minat aparatur sipil negara (ASN) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K) dalam olahraga biliar.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kukar, Aji Ali Husni, menegaskan bahwa partisipasi besar ini menunjukkan energi positif yang dimiliki ASN Kukar dalam mendukung aktivitas olahraga. “Dengan persiapan singkat, jumlah peserta mencapai 130 orang. Bahkan beberapa kepala OPD ikut bertanding. Ini membuktikan antusiasme ASN dan P3K sangat tinggi,” ujarnya.
Menurut Aji, turnamen ini bukan sekadar hiburan atau pengisi waktu luang, melainkan juga langkah strategis dalam menghadapi agenda olahraga lebih besar, yakni Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Korpri di Sangatta tahun depan. Ia menambahkan, banyak talenta baru yang bermunculan dari ajang ini, termasuk dari kalangan P3K, yang dipandang dapat memperkuat tim Kukar di berbagai cabang olahraga. “Banyak talenta baru bermunculan, termasuk dari kalangan P3K yang menambah kekuatan. Insyaallah ini akan memperkuat cabang olahraga lain seperti basket, futsal, bulu tangkis, woodball, hingga catur,” jelasnya.
Semarak Bupati Cup 9 Ball 2025 juga mendapat perhatian langsung dari Sekretaris Daerah (Sekda) Kukar, Sunggono. Ia hadir menyerahkan piala kepada para juara dan memberikan apresiasi besar atas inisiatif Dispora Kukar. “Saya berterima kasih atas inisiatif Kadispora. Banyak talenta baru yang muncul dan bisa diandalkan untuk membawa nama Kukar di Porprov Korpri. Ini juga motivasi bagi ASN untuk tetap berlatih di tengah kesibukan bekerja,” kata Sunggono.
Kemeriahan turnamen ini semakin terasa dengan kisah inspiratif dari para peserta. Burhanuddin, Camat Samboja Barat, yang berhasil menembus final, mengaku awalnya hanya ikut untuk memeriahkan ajang tersebut. “Awalnya kami ikut untuk memeriahkan saja, ternyata bisa tembus final. Saya kalah dari Mas Indra dari Damkar yang menjadi juara pertama, sementara juara ketiga diraih Dinas Pertanian,” tuturnya.
Burhanuddin juga menyinggung soal keterbatasan fasilitas di wilayahnya. “Biasanya kami latihan ke Samboja karena meja biliar di wilayah kami terbatas. Tapi ini jadi motivasi agar ke depan bisa lebih siap,” tambahnya.
Turnamen ditutup dengan penyerahan piala dan hadiah bagi para pemenang. Suasana penuh keakraban menandai berakhirnya kegiatan yang tidak hanya mempererat tali silaturahmi antar-OPD, tetapi juga berpotensi mencetak atlet-atlet biliar berprestasi dari ASN Kukar di masa depan. Ajang ini menjadi bukti bahwa olahraga biliar kian populer dan mendapat tempat tersendiri di kalangan aparatur daerah. (vn)