jurnalmahakam.com, Kutai Kartanegara — Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara kembali menorehkan langkah strategis dalam menguatkan identitas budaya daerah melalui penyelenggaraan Kukar Festival Budaya Nusantara (KFBN) ke-3 tahun 2025. Festival tahunan ini secara resmi dibuka pada Sabtu (19/7/25), di halaman depan Kedaton Kutai Kartanegara Ing Martadipura dengan penuh kemeriahan dan nuansa adat yang kental.
Pembukaan festival disaksikan langsung oleh Aji Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ke-21, Drs. H. Muhammad Arifin, M.Si., beserta Bunda Ratu, Bupati Kukar Dr. Aulia Lamhani Basri, M.Kes., Ketua DPRD Kukar, unsur Forkopimda, dan jajaran OPD. Turut hadir pula perwakilan dari SIOV Indonesia (UNESCO) serta tamu undangan dari berbagai provinsi.
Festival yang sebelumnya dikenal sebagai Tenggarong International Folk Art Festival (TIFAF) ini, telah resmi bertransformasi menjadi Kukar Festival Budaya Nusantara. Rebranding ini memperkuat arah baru festival dalam mengedepankan kebudayaan lokal dan nasional, serta menumbuhkan kecintaan terhadap warisan budaya leluhur di tengah masyarakat.
“Festival ini bukan sekadar pertunjukan seni, tetapi menjadi ruang dialog budaya, promosi keragaman, serta penguat semangat persatuan dalam keberagaman,” ujar Ariyanto, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata Kukar, dalam sambutannya.
KFBN 2025 menghadirkan partisipasi dari enam provinsi luar Kalimantan Timur, yakni Sulawesi Selatan (Kabupaten Pinrang & Bulukumba), Jawa Barat (Kota Bogor), Kepulauan Bangka Belitung (Kabupaten Bangka), Sulawesi Tenggara (Kota Kendari & Pulau Buton), Nusa Tenggara Timur (Kabupaten Manggarai Barat), dan Kalimantan Barat (Kabupaten Landak).
Sementara dari wilayah Kukar sendiri, sebanyak 19 dari 20 kecamatan berpartisipasi, menghadirkan seni pertunjukan, pakaian adat, tarian daerah, hingga karya kerajinan khas masing-masing. Total 19 sanggar seni ikut serta, mewarnai festival dengan kreativitas dan nuansa budaya yang khas.
Festival berlangsung di tiga titik utama:
-
Panggung Kedaton Kutai Kartanegara Ing Martadipura
-
Taman Tanjung untuk pertunjukan seni interaktif
-
Simpang empat ODA Etam sebagai lokasi pertunjukan jalanan (street performance)
Ariyanto menekankan bahwa pelestarian budaya harus berjalan seiring dengan pembangunan. “Tanpa adat, ilmu akan kehilangan makna,” tegasnya. Ia juga menambahkan bahwa ke depan, KFBN diharapkan tidak hanya digelar di ibu kota kabupaten, namun juga bergilir ke seluruh kecamatan.
Festival akan berlangsung selama lima hari, dari 19 hingga 23 Juli 2025, dengan agenda pertunjukan seni, pameran budaya, bazar UMKM, dan berbagai kolaborasi lintas budaya.
“Semoga para tamu bisa merasakan keramahan masyarakat Kukar dan membawa pulang kenangan indah dari tanah budaya ini,” pungkas Ariyanto. (vn)