jurnalmahakam.com, Tenggarong – Semarak Festival Erau Adat Kutai 2025 mencapai puncaknya dengan penutupan resmi Lomba Balap Ketinting pada Kamis (25/9/2025). Acara penutupan berlangsung meriah di Dermaga Penyeberangan Pulau Kumala, Jalan K.H. Ahmad Muksin, Tenggarong, Kutai Kartanegara, dan disaksikan ribuan masyarakat yang memenuhi area sekitar sungai Mahakam.
Penutupan lomba dilakukan secara simbolis melalui sambutan resmi yang disampaikan Asisten I Sekretariat Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara, Ahmad Taufik Hidayat, mewakili Bupati Kukar. Dalam pidatonya, ia menekankan bahwa lomba balap ketinting bukan sekadar olahraga tradisional, melainkan juga wujud nyata dari pelestarian budaya sungai yang telah mengakar dalam kehidupan masyarakat Mahakam.
“Festival Erau bukan sekadar perayaan adat tahunan, melainkan gerakan yang menempatkan nilai-nilai lokal sebagai fondasi pembangunan daerah. Penutupan perlombaan ini bukan sekadar akhir kompetisi, tetapi juga perayaan kemenangan bersama,” tegasnya di hadapan para peserta dan undangan.
Tahun ini, tercatat sebanyak 181 armada ketinting berpartisipasi dalam tiga kelas lomba. Peserta tidak hanya datang dari wilayah Kutai Kartanegara, melainkan juga dari Kutai Barat, Kutai Timur, Bontang, hingga Kalimantan Utara. Antusiasme peserta lintas daerah tersebut disebut menjadi bukti bahwa lomba balap ketinting telah menjadi warisan budaya yang tetap hidup dan relevan di tengah masyarakat modern.
Dalam kesempatan itu, perwakilan Bupati Kukar juga menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras menyukseskan lomba. Mulai dari peserta, panitia, dewan juri, aparat keamanan TNI-Polri, hingga masyarakat yang turut menjaga ketertiban dan memberikan dukungan moral.
Ia menegaskan, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara akan menjadikan lomba balap ketinting sebagai agenda tahunan tetap dalam kalender pariwisata daerah. Ajang ini diharapkan dapat memperkuat identitas budaya masyarakat sungai sekaligus membuka peluang ekonomi kreatif berbasis wisata.
“Kepada para juara lomba, saya ucapkan selamat atas prestasi yang diraih. Namun bagi kami, semua peserta adalah pemenang, karena yang terpenting bukan siapa yang pertama melintasi garis finis, melainkan siapa yang mampu menjaga martabat budaya kita,” ujarnya menutup pidato.
Sementara itu, seusai kegiatan, Asisten I Ahmad Taufik Hidayat menambahkan bahwa lomba balap ketinting ini telah menjadi agenda rutin yang digagas Dinas Perhubungan Kukar.
“Alhamdulillah, tahun ini bisa terlaksana dengan lancar dan aman tanpa insiden. Jumlah peserta pun terus bertambah, bahkan ada yang berasal dari luar daerah. Harapannya, kegiatan ini terus menjadi wadah pelestarian budaya ketinting yang sudah menjadi ciri khas masyarakat sungai di Kutai Kartanegara,” ungkapnya.
Dengan berakhirnya lomba ini, masyarakat dan pemerintah berharap Lomba Balap Ketinting Erau 2025 tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga menjadi pendorong pariwisata dan penguatan ekonomi lokal. Festival Erau kembali membuktikan dirinya sebagai ruang yang memadukan budaya, olahraga, dan ekonomi kreatif dalam satu kesatuan. (vn)