jurnalmahakam.com, Tenggarong – Penutupan Rembug Utama dan Expo Komite Tani Nelayan Andalan (KTNA) 2025 di Tenggarong berlangsung meriah pada Senin (22/09/2025). Kegiatan yang telah digelar sejak 19 September 2025 tersebut bukan hanya menjadi forum nasional bagi sektor pertanian, melainkan juga ruang promosi strategis bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kutai Kartanegara (Kukar).
Salah satu UMKM yang mendapatkan kesempatan emas adalah Mendoan Wati, usaha kuliner yang telah berdiri sejak tahun 1997. Pada Expo KTNA 2025 kali ini, UMKM tersebut memperoleh tenant gratis dari panitia, sebuah bentuk dukungan nyata agar pelaku usaha kecil dapat ikut serta tanpa terbebani biaya sewa.
Dalam kesempatan tersebut, aneka menu khas disajikan untuk pengunjung, mulai dari tempe daun dengan sambal kacang yang gurih, tahu isi, pastel renyah, hingga beragam jenis gorengan yang selalu menjadi favorit. Tak hanya itu, tersedia pula sop hangat dan es teh segar yang melengkapi santap para pengunjung expo.
Pemilik UMKM, Rahmawati, mengaku sangat terbantu dengan adanya kegiatan ini.
“Kalau biasanya kami hanya jualan saat bulan Ramadan, tapi kali ini bisa dapat kesempatan ikut expo tanpa harus bayar sewa tempat. Jadi ini sangat membantu sekali,” ujarnya saat ditemui di sela-sela kegiatan.
Menurut Rahmawati, ajang expo menjadi sarana penting untuk memperluas pemasaran produk UMKM, tidak hanya di Kutai Kartanegara tetapi juga ke luar daerah. Kesempatan berinteraksi langsung dengan ribuan pengunjung dari berbagai wilayah di Indonesia membuat produknya lebih dikenal luas.
Lebih lanjut, ia menyampaikan harapannya agar KTNA di masa depan semakin berkembang dan konsisten memberikan dukungan nyata kepada para pelaku UMKM.
“Harapan saya, KTNA ke depan bisa lebih baik lagi, terus menghadirkan produk-produk baru dari UMKM, sehingga bisa menambah penghasilan bagi petani maupun pelaku UMKM kita,” pungkasnya.
Expo KTNA 2025 di Tenggarong ini sekaligus menjadi momentum penting untuk menunjukkan bahwa UMKM lokal memiliki potensi besar jika diberikan ruang promosi dan dukungan fasilitas. Kehadiran tenant gratis, promosi dari pemerintah daerah, serta minat tinggi masyarakat menjadi kombinasi positif yang diyakini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Ajang serupa diharapkan dapat terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya dengan melibatkan lebih banyak pelaku UMKM dan menghadirkan ragam inovasi kuliner serta produk lokal. Dengan begitu, Kukar bukan hanya dikenal sebagai lumbung pertanian, tetapi juga pusat pengembangan UMKM yang berdaya saing tinggi. (vn)