jurnalmahakam.com, Kutai Kartanegara – Semangat menyambut Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia mulai terasa di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Pada Jumat pagi, (01/08/2025), Pemerintah Kabupaten Kukar secara resmi mencanangkan Gerakan Pembagian 10 Juta Bendera Merah Putih kepada masyarakat Kukar. Kegiatan ini merupakan bentuk nyata dalam menggelorakan semangat nasionalisme sekaligus tanda dimulainya bulan kemerdekaan.
Acara tersebut dipusatkan di lapangan upacara Kantor Bupati Kukar, Jalan Wolter Monginsidi, Kelurahan Timbau. Suasana berlangsung meriah dengan nuansa merah putih yang mendominasi. Hadir langsung Bupati Kukar, Aulia Rahman Basri, yang memimpin pencanangan gerakan ini bersama jajaran pejabat serta tokoh masyarakat.
Sejumlah tokoh penting turut hadir dalam kesempatan ini. Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Aji Muhammad Arifin, tampak mendampingi jajaran pimpinan daerah. Hadir pula Kajari Kukar Tengku Firdaus, Dandim 0906, Sekda Kukar, para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), camat, lurah, hingga tokoh masyarakat. Semua pihak bersatu dalam nuansa kebersamaan, menandai awal Agustus dengan penuh semangat kemerdekaan.
Bupati Aulia menegaskan bahwa gerakan pembagian bendera ini bukan hanya sebatas acara seremonial, melainkan juga simbol kebangkitan semangat cinta tanah air. Menurutnya, pengibaran Bendera Merah Putih adalah bentuk penghormatan kepada para pahlawan yang telah berjuang.
“Hari ini kita mulai gerakan pengibaran Bendera Merah Putih di seluruh penjuru Kukar. Semoga ini bisa menjadi awal dari semangat baru untuk menyambut HUT ke-80 RI dengan penuh rasa bangga,” ucap Aulia.
Lebih jauh, ia mengimbau seluruh lapisan masyarakat agar berpartisipasi aktif memasang bendera Merah Putih sejak 1 Agustus. Tidak hanya di rumah, namun juga di kantor, sekolah, hingga berbagai fasilitas umum.
“Kita pasang bendera sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan. Ini momen yang pas untuk mempererat rasa kebangsaan kita,” ujarnya.
Bupati Aulia juga memberikan perhatian khusus bagi generasi muda di Kukar. Ia menekankan bahwa pemuda memiliki peran penting dalam melanjutkan estafet perjuangan bangsa melalui karya dan kontribusi nyata.
“Ayo generasi muda, tunjukkan semangatmu dengan terus berkarya dan memberikan kontribusi nyata buat Kukar. Ini saatnya kita buktikan cinta kita pada Indonesia dengan tindakan positif,” katanya.
Gerakan ini sekaligus menjadi pembuka rangkaian acara yang akan diselenggarakan oleh Pemkab Kukar. Setelah pencanangan bendera, masyarakat Kukar akan diajak untuk mengikuti berbagai kegiatan yang penuh semangat dalam menyongsong HUT RI ke-80. Semua puncak acara akan digelar tepat pada 17 Agustus 2025.
Rangkaian kegiatan itu diharapkan menjadi sarana mempererat kebersamaan, menumbuhkan rasa syukur, dan meningkatkan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia. Antusiasme warga diharapkan dapat semakin meningkat, menjadikan Agustus 2025 penuh warna merah putih di seluruh penjuru Kukar.
Semangat kemerdekaan yang dikobarkan melalui 10 juta bendera ini juga menjadi penegasan komitmen Kukar dalam menjaga dan merawat rasa nasionalisme. Momentum ini diharapkan bukan hanya menjadi tradisi tahunan, tetapi juga budaya yang terus diwariskan dari generasi ke generasi.
Gerakan bendera Merah Putih ini mengingatkan bahwa kemerdekaan diraih melalui pengorbanan besar para pahlawan. Oleh sebab itu, pemasangan bendera tidak sekadar rutinitas, melainkan bagian dari rasa syukur, penghormatan, serta peneguhan cinta tanah air.
Kehadiran seluruh unsur pimpinan daerah, tokoh masyarakat, hingga generasi muda dalam pencanangan ini menunjukkan bahwa semangat kebersamaan terus hidup di tengah masyarakat Kukar. Pencanangan ini menjadi simbol bahwa perjuangan bangsa tetap berlanjut, meskipun dalam bentuk yang berbeda, yakni melalui pembangunan, persatuan, dan pengabdian.
Dengan nuansa merah putih yang membanjiri lapangan upacara Kantor Bupati Kukar, suasana Jumat (1/8/2025) itu benar-benar menjadi momen bersejarah. Masyarakat yang hadir menyambut pencanangan dengan penuh suka cita, menjadikannya momentum awal perayaan kemerdekaan di Kutai Kartanegara.(VN)